When The Phone 2024 film ini mengangkat cerita sederhana tentang sebuah panggilan telepon misterius namun berhasil mengeksekusinya dengan cara yang sangat mencekam dan penuh teka-teki. Disutradarai oleh Anna Kepler film ini menyuguhkan pengalaman horor yang lebih mengutamakan atmosfer rasa takut yang tumbuh perlahan serta dilema psikologis yang menghantui penonton bahkan setelah film usai.
Ceritanya When The Phone 2024 dimulai dengan tokoh utama Rachel Morgan seorang penulis lepas yang tinggal sendiri di apartemen kota. Ia baru saja pindah ke tempat tinggal barunya setelah mengalami kejadian traumatis dalam hidupnya. Yang aneh tidak ada suara di seberang hanya suara napas pelan dan sunyi mencekam. Semula Rachel mengira itu hanya kesalahan sambungan namun panggilan itu terus datang di jam yang sama setiap malam membuatnya mulai kehilangan kewarasan. Karena nonton film horor indonesia.
Hal yang menarik dari film ini adalah bagaimana ponsel sebuah objek yang sangat biasa dalam kehidupan kita berubah menjadi simbol teror. Setiap kali ponsel Rachel berdering penonton tahu sesuatu yang menyeramkan akan terjadi namun mereka tak pernah tahu apa dan kapan. Film ini juga menyisipkan banyak momen sunyi yang efektif menambah rasa tidak nyaman dan pencahayaannya yang redup menjadikan suasana apartemen Rachel terasa benar-benar menekan.
Rachel yang awalnya skeptis mulai menyelidiki asal muasal panggilan tersebut. Ia mencoba melacak nomor itu tapi tak berhasil. Ia mencoba ganti kartu SIM ganti nomor bahkan berganti ponsel tapi panggilan tetap datang. Ia berkonsultasi dengan teman lamanya seorang teknisi IT bernama Darren yang juga tidak dapat menemukan jejak digital apa pun dari nomor tersebut. Ketika ia menunjukkan riwayat panggilan kepada orang lain layar ponselnya selalu kosong. Dari sinilah penonton mulai mempertanyakan: apakah panggilan ini nyata atau hanya hasil imajinasi Rachel yang terganggu?
Film ini sukses memainkan lapisan realitas dan delusi. Penonton ikut terseret dalam ketidakpastian antara apa yang nyata dan apa yang tidak. Apakah Rachel benar-benar diteror? Kejelasan tidak diberikan secara gamblang dan inilah kekuatan utama dari film ini. Ketika penonton yakin bahwa semuanya adalah hasil dari kondisi mental Rachel tiba-tiba film memberi petunjuk bahwa panggilan tersebut mungkin berasal dari masa lalu sebuah kesalahan yang belum ditebus.
Melalui kilas balik yang perlahan-lahan dibuka penonton mulai mengetahui masa lalu Rachel yang kelam. Beberapa tahun lalu adik kandungnya bunuh diri setelah menerima rentetan teror anonim melalui telepon. Rachel yang saat itu tidak terlalu mempercayai cerita adiknya menyesal karena mengabaikan peringatan tersebut. Kini panggilan yang sama seolah berbalik menghantui dirinya seperti kutukan yang diwariskan atau mungkin semacam rasa bersalah yang mengambil bentuk nyata.
Daya tarik film When The Phone 2024 juga terletak pada akting luar biasa dari pemeran utama Emma Fairchild yang memerankan Rachel dengan sangat intens dan emosional. Ia berhasil menampilkan perubahan mental dari seseorang yang biasa-biasa saja menjadi penuh paranoia tanpa terasa berlebihan. Setiap ekspresi ketakutan kebingungan dan rasa frustrasi yang ia tampilkan benar-benar terasa nyata membuat penonton ikut merasakan tekanan yang dia alami.
Yang lebih sering muncul adalah suara lingkungan detak jam suara hujan di luar jendela suara detak jantung Rachel sendiri yang terkadang terdengar seperti mencerminkan kecemasannya. Ketika ponsel berdering suaranya dibuat sedikit melengking dan mengganggu tidak seperti suara dering biasa. Ini membuat penonton secara bawah sadar merasa terancam setiap kali suara itu muncul. Teknik sound design yang digunakan di film ini sangat brilian karena mampu menciptakan teror hanya dari suara.
Ketika film memasuki paruh terakhirnya Rachel semakin tersudut. Ia mulai kehilangan pekerjaan hubungan dengan teman-temannya retak dan bahkan mulai mempertanyakan realitas. Ia memasang kamera pengintai mencatat setiap detik kejadian tapi tetap tidak ada yang bisa menjelaskan dari mana asal panggilan tersebut. Kali ini suara dari seberang berbicara. Suara itu sangat familiar. Bukan hanya bagi Rachel tapi juga bagi penonton yang jeli mengikuti alur cerita. Suara itu adalah milik adiknya.
Apa yang terjadi setelah itu menjadi salah satu klimaks paling mengejutkan dan ambigu dalam film horor modern. Tanpa mengandalkan twist besar yang klise film ini memilih untuk membiarkan penonton menyimpulkan sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Apakah Rachel memang dihantui oleh roh adiknya? Apakah semua ini hanya bentuk penyesalan terdalamnya yang berubah menjadi halusinasi? Atau mungkin ada kekuatan yang lebih besar yang tidak bisa dijelaskan dengan logika? Film ini tidak memberikan jawaban pasti dan di situlah daya tariknya.
When The Phone 2024 adalah horor psikologis yang kuat penuh atmosfer dan sangat menyentuh sisi emosional manusia. Ia tidak hanya menawarkan ketakutan tetapi juga rasa bersalah kehilangan dan keterasingan. Ini adalah film yang tidak semua orang akan nikmati terutama bagi mereka yang menyukai horor penuh aksi dan darah. Namun bagi penggemar horor psikologis yang lambat tapi menghantui film ini adalah suguhan yang sangat memuaskan.
Secara sinematografi film ini terlihat sederhana namun efektif. Keputusan untuk menggunakan satu lokasi utama apartemen Rachel membuat kesan klaustrofobik yang kental. Kamera sering digunakan secara statis namun kadang bergerak perlahan saat mengikuti Rachel seolah-olah ada sesuatu yang mengawasinya. Warna-warna gelap dan pencahayaan minimal membuat setiap sudut ruangan terasa seperti tempat persembunyian bagi sesuatu yang tak terlihat.
When The Phone 2024 bukan hanya tentang teror dari suara telepon tapi juga teror dari masa lalu rasa bersalah yang tidak pernah reda dan kenyataan bahwa terkadang ketakutan terbesar kita bukan datang dari luar. Film ini akan meninggalkan bekas bagi siapa saja yang menontonnya dan membuat kita bertanya-tanya: jika suatu malam ponselmu berdering dari nomor tak dikenal… apa yang akan kamu lakukan?