Film Thunderbolts 2025 merupakan salah satu proyek ambisius dari Marvel Studios yang membawa pendekatan berbeda dari film-film tim superhero sebelumnya. Jika Avengers dikenal sebagai kumpulan pahlawan paling mulia dan ikonik, maka film ini menghadirkan tim yang lebih gelap, penuh konflik moral, dan jauh dari sempurna. Film ini menjadi angin segar dalam jagat Marvel Cinematic Universe (MCU), menghadirkan karakter-karakter dengan masa lalu kelam, latar belakang bermasalah, dan motivasi yang tidak selalu mulia.
Disutradarai oleh Jake Schreier, Thunderbolts 2025 menjadi eksplorasi mendalam terhadap karakter antihero. Dalam cerita ini, pemerintah Amerika Serikat membentuk sebuah tim rahasia yang berisi individu-individu “bermasalah” yang pernah dianggap sebagai ancaman atau kriminal, untuk menjalankan misi-misi yang terlalu berbahaya, kotor, atau rumit bagi para Avenger. Kemudian nonton film horor indonesia.
Tim utama dalam film ini terdiri dari beberapa tokoh yang sudah diperkenalkan di film atau serial sebelumnya. Ada Yelena Belova (Florence Pugh), adik angkat Natasha Romanoff, yang tampil mencuri perhatian sejak film Black Widow dan serial Hawkeye. Karakternya yang tajam, sarkastik, dan lincah menjadi daya tarik tersendiri, sekaligus memberi kedalaman emosional dalam dinamika tim. Bersama Yelena, hadir pula Bucky Barnes alias The Winter Soldier (Sebastian Stan), mantan pembunuh HYDRA yang terus mencari penebusan dosa atas masa lalunya.
Selain itu, John Walker alias U.S. Agent (Wyatt Russell), mantan Captain America yang penuh kontroversi, juga menjadi bagian dari tim ini. Karakter John Walker menarik karena ia adalah simbol dari patriotisme yang keliru, dan film ini banyak menggali konflik internalnya. Taskmaster (Olga Kurylenko), yang sebelumnya dikritik karena pengembangan karakternya di Black Widow, diberi ruang lebih luas untuk menunjukkan sisi manusiawinya dan kemampuan tempurnya yang luar biasa.
Valentina bukan pemimpin idealis, ia punya agenda tersendiri, dan pendekatannya terhadap tim jauh dari inspiratif lebih mirip manipulator dengan gaya politik kotor. Ketegangan antara Valentina dan anggota tim menjadi salah satu poros penting dalam film ini, menciptakan dinamika yang penuh intrik dan ketidakpercayaan.
Thunderbolts 2025 menonjol karena bukan hanya menawarkan aksi spektakuler, tetapi juga menampilkan sisi gelap dari manusia super. Masing-masing karakter memiliki trauma dan beban yang belum selesai. Alih-alih menyelamatkan dunia demi kebaikan, mereka melakukan misi karena terpaksa, demi kelangsungan hidup mereka sendiri, atau sekadar ingin membuktikan bahwa mereka lebih dari sekadar “alat negara”. Penonton diajak menyelami pertanyaan moral yang rumit: apakah seseorang yang pernah menjadi musuh bisa berubah menjadi pahlawan? Atau apakah mereka hanya tentara bayaran yang diberi label baru?
Cerita dalam Thunderbolts 2025 dimulai ketika pemerintah menghadapi ancaman yang tidak bisa ditangani secara terbuka konflik geopolitik rahasia yang melibatkan senjata biologis hasil eksperimen HYDRA yang tak selesai. Ancaman ini tersembunyi di balik bayang-bayang perang dingin baru antara beberapa negara adidaya fiktif dalam MCU. Alih-alih mengirimkan para Avenger yang sudah terkenal, pemerintah memutuskan menggunakan tangan gelap: para mantan kriminal dan antihero yang tak akan dirindukan publik jika misi gagal.
Misi ini membawa tim Thunderbolts ke berbagai tempat dari markas bawah tanah di Siberia, pasar gelap di Afrika, hingga fasilitas eksperimen di tengah padang pasir Timur Tengah. Di setiap titik, bukan hanya musuh yang mereka hadapi, tapi juga konflik internal yang makin dalam. Yelena dan Bucky kerap bersitegang karena pendekatan mereka yang bertolak belakang, sementara John Walker berkali-kali nyaris bertindak di luar kendali. Di sisi lain, Ghost menunjukkan kerentanan yang membuat anggota tim lain mulai bersimpati padanya, dan Red Guardian yang biasanya ceroboh ternyata menjadi sosok penengah yang mengejutkan.
Salah satu kekuatan utama film ini adalah skenario yang memberikan ruang untuk pengembangan karakter. Tidak semua film superhero berani melambat untuk menggali sisi emosional karakter-karakternya, tapi Thunderbolts melakukannya. Salah satu adegan paling kuat dalam film ini adalah saat Bucky membuka diri kepada Ghost tentang rasa bersalah dan trauma yang tak pernah pergi, menciptakan hubungan emosional yang tidak terduga. Bahkan Taskmaster, yang dikenal dingin dan tanpa emosi, mulai menunjukkan sisi lain ketika dipaksa memilih antara menjalankan perintah atau menyelamatkan anggota tim yang terluka.
Secara visual, film ini memiliki gaya yang lebih kelam dan realistis dibanding film Marvel lainnya. Warna-warna dominan abu-abu, biru gelap, dan merah marun menciptakan atmosfer suram yang sesuai dengan narasi film. Aksi koreografi terasa lebih brutal dan grounded, mendekati gaya film spionase seperti Captain America: The Winter Soldier, bukan sekadar aksi penuh CGI. Adegan pertarungan dilakukan dengan intensitas tinggi, menunjukkan bahwa setiap karakter harus benar-benar berjuang untuk bertahan hidup. Musik latar film ini juga lebih menekan emosi daripada menginspirasi. Musik menjadi alat penguat suasana hati yang terus berubah sepanjang film dari kebingungan, frustrasi, sampai momen kelegaan yang langka.
Film ini tidak berakhir dengan kemenangan mutlak. Meskipun misi utama berhasil, konsekuensinya besar. Ada pengkhianatan dalam tim, dan beberapa karakter tidak keluar hidup-hidup. Namun di situlah kekuatan narasi Thunderbolts 2025 ia tidak menjanjikan akhir bahagia, tetapi pertumbuhan. Para karakter tidak diampuni begitu saja, mereka tetap harus menanggung konsekuensi, tetapi mereka mulai memahami bahwa perubahan bukan sesuatu yang instan, melainkan proses panjang yang menyakitkan. Ia bukan tentang kepahlawanan dalam arti klasik, tapi tentang mencari cahaya di tengah kegelapan.