Festival tersebut awalnya hanyalah sebuah acara budaya lokal yang bertujuan untuk mengenang Festival Of The Living Dead (2024) horor zombie klasik, lengkap dengan parade, cosplay zombie, pemutaran film malam hari, dan berbagai atraksi lainnya. Namun, sejak tahun lalu, festival ini menjadi semakin populer dan viral di media sosial karena atmosfernya yang “terlalu nyata”. Para pengunjung dari berbagai kota pun berdatangan untuk mengalami sensasi yang mereka pikir hanyalah rekayasa.
Tokoh utama dalam film Festival Of The Living Dead (2024) adalah seorang mahasiswi jurnalisme bernama Natalie, yang awalnya datang untuk meliput festival sebagai bagian dari tugas kuliah. Bersama tiga temannya, ia mulai mendokumentasikan segala sesuatu yang terjadi di festival, mulai dari para pengunjung dengan kostum aneh, stan makanan dengan tema zombie, hingga rumor-rumor lokal tentang kejadian aneh yang pernah terjadi di kota tersebut. Mereka menganggap semuanya sebagai bagian dari pertunjukan sampai mereka menyadari bahwa sesuatu yang sangat tidak beres sedang terjadi.
Segalanya mulai berubah ketika salah satu peserta festival ditemukan tewas secara misterius, tubuhnya dicabik dan wajahnya tidak dikenali lagi. Pihak panitia awalnya menganggapnya sebagai kecelakaan atau bahkan gimmick yang terlalu realistis, namun ketika lebih banyak orang mulai menghilang, kengerian pun mulai terasa nyata. Natalie dan teman-temannya kemudian menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana beberapa orang bangkit kembali dari kematian dengan tatapan kosong dan gerakan kaku, lalu menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya.
Film Festival Of The Living Dead (2024) kemudian beralih ke tempo yang lebih cepat, memperlihatkan kekacauan di tengah festival yang masih berlangsung. Kota kecil itu tak siap menghadapi serangan mendadak dari para zombie. Penduduk lokal yang awalnya berpikir ini hanya bagian dari atraksi hiburan akhirnya menyadari bahwa mereka sedang menghadapi ancaman nyata. Tidak ada tempat yang aman, bahkan gereja kota yang sebelumnya dijadikan tempat pengungsian pun akhirnya jebol oleh kawanan mayat hidup yang semakin banyak.
Yang membuat Festival of the Living Dead menjadi menarik bukan hanya karena adegan aksi atau terornya yang intens, tapi juga karena elemen misteri yang dibangun perlahan. Ternyata, ada latar belakang gelap di balik festival tersebut. Salah satu keluarga tertua di kota itu, yaitu keluarga Harrow, diketahui telah menjalankan ritual kuno yang dipercaya bisa membangkitkan arwah untuk mendapatkan kekuatan dan kehidupan kekal. Ritual tersebut menggunakan energi kolektif dari festival, yakni dari ribuan orang yang berkumpul dan merayakan kematian tanpa mereka sadari menjadi sumber kekuatan yang membuka celah antara dunia hidup dan mati.
Natalie menemukan buku tua di rumah salah satu keturunan keluarga Harrow yang menjelaskan asal-usul kutukan tersebut. Dari sinilah terungkap bahwa festival ini bukan sekadar perayaan biasa, melainkan alat untuk membangkitkan kekuatan gelap yang tertidur. Semakin banyak orang yang datang dan menghidupi atmosfer kematian, semakin besar pula energi yang bisa dikumpulkan oleh para pelaku ritual. Tidak ada yang menyangka bahwa dalam festival yang tampak menyenangkan itu, ada kekuatan kuno yang diam-diam bangkit dan mengambil korban satu per satu.
Dalam klimaks film, Natalie dan kelompoknya harus bertahan hidup di tengah kota yang telah dikuasai zombie. Mereka bekerja sama dengan beberapa penduduk setempat yang selamat, termasuk seorang mantan pendeta yang mengetahui sejarah kelam keluarga Harrow. Dengan kombinasi pengetahuan kuno dan keberanian, mereka mencoba menghentikan ritual tersebut sebelum malam purnama berakhir, karena itu adalah momen terakhir untuk menutup portal dunia kematian. Mereka harus masuk ke tempat ritual sebuah gedung tua yang kini telah menjadi sarang zombie dan menghancurkan inti dari kekuatan tersebut.
Salah satu kekuatan film Festival Of The Living Dead (2024) adalah visualnya yang sangat kuat. Sutradara berhasil menangkap suasana festival dengan pencahayaan yang semarak namun perlahan berubah menjadi kelam. Perpaduan warna-warni perayaan dengan darah dan mayat hidup menciptakan kontras yang mengganggu namun memikat. Tidak hanya itu, scoring musik dalam film ini juga mendukung intensitas emosional, membangun ketegangan sejak awal hingga akhir.
Ia menggabungkan nostalgia horor klasik dengan pendekatan sinematik modern yang lebih gelap dan penuh teka-teki. Ada kritik sosial tersirat tentang bagaimana masyarakat modern kerap mempermainkan tema kematian sebagai hiburan, hingga pada akhirnya malah membawa konsekuensi yang tak terbayangkan. Film ini juga berhasil menyampaikan pesan bahwa beberapa hal sebaiknya tidak dijadikan tontonan, karena bisa saja yang terlihat seperti pertunjukan ternyata adalah bencana yang menunggu untuk terjadi. Apalagi nonton film horor indonesia.
Dari segi akting, para pemain utama menampilkan performa yang cukup kuat. Natalie sebagai tokoh utama tampil dengan karakter yang cerdas namun tetap emosional, mencerminkan sisi manusiawi yang berusaha bertahan di tengah kehancuran. Aktor-aktor pendukung juga memberikan performa yang layak, terutama karakter pendeta yang menjadi kunci dari penyelesaian cerita. Film Festival Of The Living Dead (2024) berakhir dengan twist yang cukup mengejutkan, di mana walau ritual berhasil dihentikan, tampaknya efeknya tidak sepenuhnya hilang. Dalam adegan akhir, terlihat seorang anak kecil yang hadir di festival mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan, memberi sinyal bahwa kisah ini mungkin belum sepenuhnya selesai. Film ini cocok bagi para penggemar horor klasik, pecinta misteri, maupun penonton yang mencari tontonan menegangkan dengan cerita yang tak terduga. Sebuah film zombie dengan napas baru dan jiwa lama yang bangkit kembali, mengingatkan bahwa terkadang, festival bukanlah tempat yang paling aman untuk berpesta.