Film Chhorii 2 (2025)

Film Chhorii 2 (2025)

Posted on Views: 0

Film Chhorii 2 yang dirilis pada tahun 2025 melanjutkan kisah mencekam dari film pertamanya yang rilis pada 2021. Film ini tetap diarahkan oleh Vishal Furia dan menghadirkan kembali Nushrratt Bharuccha sebagai Sakshi, karakter utama yang mengalami pengalaman supranatural menyeramkan dalam film pertama. Sekuel ini mencoba membangun semesta horor yang lebih luas dengan cerita yang lebih kompleks dan tokoh-tokoh baru yang memberikan warna berbeda terhadap atmosfer cerita. Cerita dalam Chhorii 2 dimulai beberapa waktu setelah kejadian di film pertama. Sakshi kini hidup damai bersama putrinya, Ishani, yang memiliki kondisi medis langka bernama xeroderma pigmentosum, yaitu ketidakmampuan untuk terkena sinar matahari secara langsung karena dapat menyebabkan kerusakan fatal pada kulit.

Keadaan ini membuat mereka harus hidup dalam keterbatasan, penuh kehati-hatian dan terisolasi dari dunia luar. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Suatu malam yang kelam, Ishani diculik oleh sosok misterius yang muncul dari bayang-bayang masa lalu Sakshi. Penculikan ini menjadi titik awal kembalinya Sakshi ke desa yang penuh rahasia dan kegelapan, tempat ia sebelumnya nyaris kehilangan segalanya. Ia menyadari bahwa untuk menyelamatkan anaknya, ia harus menghadapi mimpi buruk yang belum selesai dan membuka tabir gelap yang selama ini menghantuinya. Dalam perjalanannya menyelamatkan Ishani, Sakshi mendapatkan bantuan dari Inspektur Samar, seorang polisi yang juga memiliki masa lalu kelam terkait kasus-kasus hilangnya anak-anak di sekitar desa tersebut. Samar diperankan oleh Gashmeer Mahajani yang berhasil membawakan karakter ini dengan pendekatan yang tegas namun penuh empati. Karakternya menjadi penyeimbang antara nalar dan kepercayaan terhadap hal-hal gaib yang mewarnai perjalanan mereka.

Musuh utama dalam film ini diperankan oleh Soha Ali Khan yang memerankan karakter Daasi Maa, seorang pemimpin sekte sesat yang mempercayai ritual pengorbanan anak sebagai bentuk persembahan kepada kekuatan supranatural untuk mendapatkan kekuatan dan kemakmuran. Karakter Daasi Maa ini menjadi antitesis dari Sakshi, seorang ibu yang rela mengorbankan segalanya demi menyelamatkan anaknya. Pertarungan antara dua tokoh ini bukan hanya fisik, tetapi juga ideologis, antara cinta dan kebencian, pengorbanan dan keegoisan, iman dan kesesatan. Soha Ali Khan tampil mengejutkan sebagai tokoh antagonis. Aktingnya dingin, penuh aura mistik dan manipulatif, menunjukkan sisi gelap seorang pemimpin spiritual palsu yang mampu mengendalikan pengikutnya melalui rasa takut dan dogma. Kemudian nonton film horor indonesia

Ini menjadi salah satu performa terbaiknya yang membuktikan kapasitas aktingnya di genre yang tidak biasa ia lakoni sebelumnya. Chhorii 2 membawa nuansa horor yang lebih matang. Ketegangan dibangun bukan hanya melalui penampakan atau efek suara, Film Chhorii 2 melainkan dari atmosfer yang kelam, sinematografi yang menyesakkan, serta pembangunan suasana yang perlahan tetapi menghantui. Film ini juga menggunakan teknik visual dengan cahaya yang redup dan pengambilan gambar sudut sempit untuk menciptakan rasa terperangkap, seolah penonton ikut berada di ruang gelap bersama tokohnya. Elemen sosial yang menjadi ciri khas film pertama tetap dipertahankan dalam sekuel ini. Kritikan terhadap sistem patriarki, keyakinan buta, serta marginalisasi terhadap perempuan dan anak menjadi lapisan penting dari narasi. Vishal Furia berhasil menyisipkan isu-isu ini tanpa menggurui, melainkan menjadi bagian dari konflik yang dihadapi oleh para karakter. Sebagai contoh, keberadaan sekte yang mempraktikkan pengorbanan anak mencerminkan bagaimana kepercayaan ekstrem dapat menghancurkan nalar dan kemanusiaan.

Film ini juga menyinggung bagaimana masyarakat lebih mudah mempercayai takhayul dibanding ilmu pengetahuan, serta bagaimana perempuan masih dianggap sebagai alat atau beban dalam komunitas-komunitas konservatif. Hal ini terlihat dari latar belakang desa tempat Daasi Maa berkuasa, di mana perempuan dan anak-anak hidup dalam ketakutan karena aturan-aturan aneh yang didasarkan pada “kesucian” dan “keharusan untuk tunduk”. Nushrratt Bharuccha menunjukkan peningkatan kualitas akting yang signifikan dibanding film pertamanya. Dalam Chhorii 2, ia tidak hanya menjadi korban, tetapi juga seorang pejuang yang tangguh. Emosi yang ditampilkannya mulai dari kepanikan, keputusasaan, hingga keberanian, terasa nyata dan menyentuh. Ia berhasil membawa penonton ikut merasakan ketakutannya sebagai seorang ibu yang kehilangan anak. Musik latar dan efek suara dalam film ini patut mendapatkan pujian. Tidak berlebihan, namun cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri.

Musik tidak digunakan secara sembarangan, tetapi hadir pada momen-momen penting untuk mempertegas ketegangan. Begitu pula dengan efek suara ambient seperti suara pintu berderit, angin malam, atau bisikan gaib yang terdengar samar namun meresahkan. Namun demikian, film ini bukan tanpa kekurangan. Beberapa kritikus menilai bahwa eksekusi cerita di bagian tengah film cenderung berputar-putar dan kurang menggigit. Plot twist yang seharusnya menjadi momen klimaks, terasa agak dipaksakan dan tidak sepenuhnya mengejutkan. Beberapa subplot juga tidak dikembangkan dengan baik, seperti masa lalu Inspektur Samar yang terasa kurang digali dan hanya menjadi latar pelengkap semata. Durasi film yang mencapai lebih dari dua jam sedikit terlalu panjang untuk film horor, apalagi dengan tempo yang cenderung lambat di beberapa bagian. Beberapa adegan terasa repetitif dan bisa saja dipadatkan untuk menjaga intensitas. Penonton yang mencari horor dengan jumpscare intens mungkin akan merasa kecewa karena film ini lebih memilih pendekatan atmosfer dan psikologis dibandingkan horor yang bombastis.

Meskipun begitu, Chhorii 2 tetap layak diapresiasi karena berani keluar dari pakem horor India konvensional yang biasanya dipenuhi adegan gore dan kejutan visual. Film ini lebih mengandalkan narasi, pembangunan karakter, dan kritik sosial sebagai tulang punggungnya. Hal ini membuatnya terasa lebih dewasa dan bermakna, terutama bagi penonton yang menginginkan sesuatu lebih dari sekadar rasa takut. Pesan moral dari film ini cukup kuat, terutama tentang pentingnya keberanian untuk menghadapi masa lalu dan trauma, serta pentingnya kasih sayang dalam melindungi generasi mendatang dari bahaya yang diturunkan secara sosial maupun spiritual. Sakshi sebagai tokoh utama menjadi simbol perempuan yang melawan bukan hanya kekuatan supranatural, tetapi juga struktur sosial yang menindas.

Chhorii 2 juga memperluas kemungkinan adanya kelanjutan cerita. Film ini menutup dengan sebuah petunjuk bahwa kegelapan belum sepenuhnya sirna dan bahwa sekte yang dipimpin oleh Daasi Maa mungkin hanyalah bagian kecil dari jaringan yang lebih besar. Hal ini membuka pintu bagi sekuel ketiga yang bisa menggali lebih dalam mitologi yang telah dibangun. Dalam konteks industri film India, Chhorii 2 menjadi penanda penting bahwa genre horor tidak hanya tentang menakut-nakuti, tetapi juga bisa menjadi medium untuk menyampaikan pesan sosial yang kuat. Keberhasilan film ini di platform digital juga menunjukkan bahwa penonton India semakin menerima dan menghargai film dengan pendekatan cerita yang berbeda, selama disajikan dengan kualitas produksi yang baik dan narasi yang kuat. Chhorii 2 juga menunjukkan bahwa aktor-aktor perempuan di Bollywood semakin berani mengambil peran yang kompleks dan menantang. Nushrratt Bharuccha dan Soha Ali Khan, dua aktris yang sebelumnya lebih dikenal melalui genre drama dan komedi romantis, membuktikan bahwa mereka mampu mendalami karakter dalam genre horor yang intens.

Ini menjadi angin segar dalam lanskap perfilman India yang sering kali membatasi peran perempuan hanya pada karakter pendukung atau pasangan cinta. Secara keseluruhan, Chhorii 2 adalah sekuel yang berhasil mengembangkan cerita dan karakter dengan cukup baik, meskipun tidak sepenuhnya lepas dari kelemahan dalam eksekusi dan tempo penceritaan. Namun film ini tetap menjadi salah satu horor India paling signifikan tahun ini, bukan hanya karena keberaniannya dalam menyajikan cerita yang berbeda, tetapi juga karena kemampuannya menggabungkan horor dan isu sosial dengan cara yang cukup efektif. Film ini menunjukkan bahwa ketakutan terbesar bukanlah hantu atau setan, melainkan kepercayaan buta, kebencian yang diwariskan, dan kekuasaan yang menyamar sebagai kebaikan. Chhorii 2 bukan hanya tentang seorang ibu yang melawan setan, tapi tentang seorang perempuan yang berdiri melawan sistem. Dan dalam perjuangan itu, ia menunjukkan bahwa cinta seorang ibu lebih kuat dari kegelapan mana pun.