Film Mickey 17 telah menjadi salah satu proyek paling dinantikan dalam dunia fiksi ilmiah. Disutradarai oleh Bong Joon-ho, sutradara pemenang Oscar lewat film Parasite, Mickey 17 menjanjikan perpaduan antara narasi yang kompleks, visual yang memukau, dan tema-tema filosofis yang mendalam. Film ini diadaptasi dari novel *Mickey7* karya Edward Ashton, yang mengisahkan tentang seorang “expendable” atau pekerja yang bisa digantikan dalam misi kolonisasi antariksa.
Cerita berpusat pada Mickey Barnes, seorang pekerja yang dikirim ke planet es bernama Niflheim untuk menjalankan misi kolonisasi. Dalam dunia ini, manusia telah menciptakan teknologi kloning yang memungkinkan seseorang untuk terus hidup meski tubuh aslinya mati. Mickey adalah salah satu dari mereka yang disebut expendable, yaitu individu yang dikloning berulang kali untuk melakukan tugas-tugas berbahaya. Setiap kali dia mati, klon baru akan dibangkitkan dengan memori yang sama, sehingga misi dapat terus berjalan tanpa hambatan.
Namun, cerita menjadi menarik ketika Mickey ke-17, klon terbaru dari karakter utama, menemukan bahwa klon sebelumnya, Mickey-16, ternyata masih hidup. Konflik pun muncul ketika kedua klon ini harus berhadapan dengan identitas mereka sendiri, tujuan hidup, dan moralitas di balik teknologi kloning. Film ini tidak hanya mengeksplorasi batas-batas sains dan teknologi, tetapi juga mempertanyakan apa artinya menjadi manusia, bagaimana kita mendefinisikan identitas, dan apakah hidup bisa diukur dari seberapa sering kita bisa “diulang.” Kemudian Nonton film horor Indonesia
Bong Joon-ho dikenal karena kemampuannya menggabungkan elemen genre dengan kritik sosial yang tajam. Dalam Mickey 17, dia tidak hanya menyajikan cerita fiksi ilmiah yang menarik, tetapi juga menyelipkan komentar tentang eksploitasi tenaga kerja, ketimpangan sosial, dan konsekuensi dari kemajuan teknologi yang tidak terkendali. Dengan gaya visual yang khas dan narasi yang penuh kejutan, Bong Joon-ho berhasil menciptakan film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu pemikiran.
Pemeran utama film ini, Robert Pattinson, juga menjadi sorotan. Setelah sukses dengan perannya sebagai Batman, Pattinson kembali menunjukkan jangkauan aktingnya yang luas dengan memerankan karakter yang kompleks seperti Mickey Barnes. Kemampuannya untuk menggambarkan konflik internal dan emosi yang mendalam membuat karakter ini terasa hidup dan relatable, meski berlatar belakang dunia yang jauh di masa depan.
Dari segi visual, Mickey 17 menjanjikan pengalaman sinematik yang memukau. Planet Niflheim digambarkan sebagai dunia yang dingin dan keras, dengan desain produksi yang detail dan efek visual yang canggih. Setiap frame film ini dirancang untuk membawa penonton masuk ke dalam dunia yang asing namun mengundang rasa penasaran.
Secara keseluruhan, Mickey 17 bukan sekadar film fiksi ilmiah biasa. Ini adalah karya yang menantang batas-batas genre, menawarkan cerita yang mendalam, dan mempertanyakan nilai-nilai kemanusiaan di tengah kemajuan teknologi. Dengan kombinasi sutradara berbakat, pemeran yang solid, dan cerita yang penuh makna, Mickey 17 berpotensi menjadi salah satu film paling berpengaruh di tahun ini. Bagi penggemar fiksi ilmiah dan sinema berkualitas, film ini layak dinantikan.