Film We Are Zombies (2024) hadir sebagai sebuah karya unik yang memadukan unsur horor dengan komedi gelap, mengusung tema yang jauh dari konvensional dalam genre zombie. Disutradarai oleh Yoann-Karl Whissell, François Simard, dan Anouk Whissell, film ini menawarkan pengalaman yang berbeda dari film zombie kebanyakan. Terinspirasi dari serial komik The Zombies That Ate the World karya Jerry Frissen, We Are Zombies berhasil menciptakan sebuah kisah yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengundang tawa dengan sentuhan satire yang tajam tentang masyarakat kapitalis.
Plot dan Cerita We Are Zombies
Bertempat di sebuah kota yang dikuasai oleh “makhluk hidup yang terganggu” atau lebih dikenal dengan sebutan zombie non-kannibal, We Are Zombies membawa penonton ke dunia yang berbeda dari yang biasa kita temui dalam film zombie. Di dunia ini, para zombie tidak lagi mengancam dengan menggigit manusia atau menjadi makhluk pemangsa. Sebaliknya, mereka adalah korban dari masyarakat kapitalis yang cenderung mengabaikan keberadaan mereka. Zombie-zombie ini lebih mirip dengan manusia yang kehilangan tujuan hidup, terkadang menghabiskan waktu dengan pekerjaan yang membosankan dan tak bermakna.
Tiga karakter utama film ini—sekelompok pemuda yang tampaknya hidup tanpa arah—memulai perjalanan untuk menyelamatkan nenek mereka yang diculik. Dalam perjalanan mereka, mereka harus berhadapan dengan para penjahat kecil dan juga sebuah korporasi besar yang memiliki niat jahat. Meskipun konflik utama dalam film ini berpusat pada upaya penyelamatan, narasi yang dibangun oleh para pembuat film memadukan unsur horor dan komedi yang saling melengkapi dengan sangat baik. Keduanya datang bersama dengan sebuah kritik sosial yang berfokus pada dampak negatif dari sistem kapitalis terhadap individu dalam masyarakat.
Film ini menyajikan dunia zombie yang penuh dengan absurditas. Para zombie bukan lagi makhluk yang hanya menunggu untuk dibunuh, melainkan mereka berfungsi sebagai cermin dari masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini, para karakter yang bertarung untuk mengatasi masalah-masalah pribadi mereka menjadi simbol dari individu-individu yang mencoba melawan tatanan sosial yang ada. Dengan menggunakan zombie sebagai metafora, film ini berhasil membahas isu-isu seperti alienasi, ketidakadilan ekonomi, dan kehidupan yang kosong dalam dunia modern.
Genre dan Pengaruh
We Are Zombies mengambil inspirasi dari berbagai karya di dunia horor, khususnya film zombie yang sudah ada sebelumnya, namun dengan sentuhan yang lebih ringan dan komedik. Beberapa pembanding yang bisa ditemukan adalah Fido (2006) dan Warm Bodies (2013). Kedua film ini juga menampilkan zombie dalam konteks yang lebih humanistik, dengan penekanan pada relasi emosional yang terjalin antara manusia dan zombie. Namun, yang membedakan We Are Zombies adalah penggunaan satire sosial yang lebih mendalam, memperlihatkan bahwa meskipun ada banyak ketidakadilan dalam dunia ini, kita tetap bisa menemukan humor dalam keputusasaan.
Film ini juga mengingatkan penonton pada Turbo Kid (2015), sebuah film dengan estetika retro yang juga menyajikan banyak elemen absurd dan komedi gelap. We Are Zombies memiliki daya tarik yang serupa dengan Turbo Kid, namun dengan tambahan elemen satir yang mengomentari keadaan dunia kontemporer. Seperti Turbo Kid, film ini merayakan kebebasan kreatif dan kemampuan untuk tetap ringan meskipun menghadapi tema-tema yang serius.
Kritikan dan Penerimaan
Secara umum, We Are Zombies mendapatkan sambutan yang cukup beragam dari kritikus dan penonton. Beberapa kritikus seperti Trace Thurman dari Bloody Disgusting memberikan ulasan positif dengan memberi rating 3.5 dari 5 bintang. Thurman memuji film ini sebagai “sebuah entri yang menyenangkan, meskipun agak ringan, dalam subgenre zombie”. Meskipun film ini tidak sepenuhnya menyelami kedalaman emosional atau kengerian yang biasanya diharapkan dari film zombie, pesona komedi dan absurditasnya tetap membuatnya layak untuk ditonton.
Donald Plante dari Infamous Horror memberikan penilaian sempurna dengan 5 dari 5 bintang, menganggap film ini sebagai “future cult classic” yang memiliki potensi untuk menjadi film yang dicintai oleh penggemar horor dan komedi. Plante juga menambahkan bahwa We Are Zombies adalah film yang “enggan untuk terlalu serius”, memberikan nuansa yang menyegarkan di tengah banyaknya film horor yang cenderung gelap dan penuh ketegangan.
Matt Donato dari Slashfilm juga memberikan review positif, memberikan rating 7 dari 10. Menurutnya, film ini menawarkan “pendekatan zombie yang eksotis seperti dalam Fido atau Warm Bodies, dengan sentuhan humor yang lebih gelap”. Meskipun film ini tidak membawa inovasi besar dalam hal horor, ia tetap menjadi tontonan yang menarik bagi penonton yang mencari sesuatu yang lebih ringan dan menyenangkan.
Penayangan dan Aksesibilitas We Are Zombies
We Are Zombies pertama kali diputar di Fantasia International Film Festival pada 9 Agustus 2023, dan kemudian ditayangkan di beberapa festival lainnya, termasuk Sitges Film Festival pada 8 Oktober 2023. Di Indonesia, film ini tersedia untuk streaming melalui Klik Film pada Februari 2025, memberikan kesempatan bagi para penggemar horor dan komedi untuk menikmati film ini di rumah mereka. sebab nonton film horor indonesia
Kesimpulan:
We Are Zombies adalah film yang unik dalam genre zombie, menggabungkan horor dan komedi dengan cara yang cerdas dan satirikal. Dengan cerita yang penuh absurditas, karakter-karakter yang relatable, dan kritik sosial yang tajam, film ini menawarkan pengalaman yang berbeda dari film zombie konvensional. Bagi para penggemar film zombie yang ingin melihat sisi lain dari genre ini, We Are Zombies bisa menjadi tontonan yang sangat menyenangkan dan menyegarkan.